Erosi Tanah
Bab VII : Dinamika Pedosfer
Sub Bab : Kerusakan Tanah
Kelas : X
Erosi Tanah
Bab VII : Dinamika Pedosfer
Sub Bab : Kerusakan Tanah
Kelas : X
Penambangan Terbuka
Bab : Persebaran Sumber Daya Alam
Sub Bab : Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan Hidup dan Berkelanjutan
Kelas : XI
Sungai
Bab : Dinamika Hidrosfer
Sub Bab : Perairan Darat
Kelas : X
Sungai adalah aliran air tawar melalui suatu saluran menuju laut, danau, atau sungai lain yang lebih besar. Air sungai dapat berasal dari gletser, danau yang meluap, atau mata air pegunungan. Dalam perjalanannya, aliran air sungai mempunyai tiga aktivitas, yaitu melakukan erosi, transportasi, dan sedimentasi. Air sungai dapat mengikis tanah yang dilaluinya, kemudian membawa ke muara sungai di daerah pegunungan mengakibatkan aliran relatif deras sehingga erosi vertikal lebih besar. Oleh karena itu, dapat diamati lembah sungai di daerah pegunungan berbentuk seperti huruf V.
Danau Vulkanik
Bab : Dinamika Hidrosfer
Sub Bab : Perairan Darat
Danau adalah massa air dalam jumlah besar yang berada dalam suatu cekungan atau basin di wilayah daratan. Berdasarkan proses terjadinya, danau dibedakan menjadi dua macam, yaitu danau alam dan danau buatan.
Danau vulkanik adalah danau yang terbentuk akibat adanya leusan gunung api. Setelah terjadi letusan, gunung api tersebut mati, kemudian kepundan gunung terisi oleh air hujan sehingga terbentuk danau. Di Indonesia yang termasuk danau vulkanik antara lain Danau Kelud dan Danau Situ Patenggang di Jawa, Danau Kelimutu di Flores, Danau Poso dan Danau Matana di Sulawesi, serta Danau Kerinci di Sumatera.
Persebaran Flora di Dunia
Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Seperti diketahui setiap spesies hewan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada hambatan-hambatan maka persebaran hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan sulit hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah hujannya. Di samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke tempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.
Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas 8 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropical dan Neartik, Oceanik dan Antartik. Untuk lebih jelas dan pemahaman Anda semakin mantap mengenai letak wilayah persebarannya, cobalah sambil mempelajari materi ini juga menggunakan peta dunia. Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut.
a. | Wilayah Ethiopian
|
b. | Wilayah Paleartik Gambar 3.5. Fauna Palearktik.
|
c. | Wilayah Nearktik
|
d. | Wilayah Neotropikal |
e. | Wilayah Oriental
|
f. | Wilayah Australian |
g. | Wilayah Oceanik |
h. | Wilayah Antartik
|